Sabtu, 06 Februari 2016

Panduan Cara Budidaya Sawi

Panduan Cara Budidaya Sawi
Untuk Meningkatkan Ekonomi Keluarga




Sawi adalah sekelompok tumbuhan dari marga Brassica yang dimanfaatkan daun atau bunganya sebagai bahan pangan (sayuran), baik segar maupun diolah. Sawi mencakup beberapa spesies Brassica yang kadang-kadang mirip satu sama lain.

Panduan Cara Budidaya Sawi Untuk Meningkatkan Ekonomi Keluarga


Di Indonesia penyebutan sawi biasanya mengacu pada sawi hijau (Brassica rapa kelompok parachinensis, yang disebut juga sawi bakso, caisim, atau caisin). Komoditas tanaman ini cukup mudah di budidaya jika semua vasitas mendukung dan juga tanaman ini masih mempunyai banyak peluang untuk menembus bisnis kecil UKM di pasaran dan juga dapat membantu menigkatkan perekonomian rumahtangga. simak berikut langkah-langkah budidaya sawi lengkap.

Syarat Tumbuh Iklim

Diperlukan intensitas cahaya lemah sehingga memerlukan naungan, untuk mencegah cahaya matahari langsung yang dapat membahayakan pertumbuhan bibit.
Pada stadia pertumbuhan diperlukan intensitas cahaya kuat, sehingga tidak membutuhkan naungan atau. Secara umum petsai memerlukan penyinaran 10-13 jam/hari.
Suhu udara yang untuk budidaya petsai adalah 15-25 derajat C dan masih toleran pada 27-32 derajat C (varietas dataran rendah).

Daerah dengan kelembaban antara 80-90% merupakan daerah yang cocok untuk tanaman ini.
Pemilihan Varietas Varietas yang dianjuran adalah LV.145 dan Tosakan. Namun yang beredar dipasaran kebanyakan Tosakan dan Shinta (panah merah/red.). Daya tumbuhnya lebih dari 95 %, vigor murni, bersih dan sehat. Kebutuhan benih per hektar 450-600 gram.

Model Budidaya Bedengan Pembibitan

Caisim atau sawi sebelum tanam, Ada 2 cara tanaman pembibitan caisin/sawi.

Cara pertama, bedengan benih di persemaian berukuran kecil 0,5 x 1 m² atau ukuran besar untuk memenuhi kebutuhan bibit.

Cara kedua, benih di semai di wadah plastic dengan luas ukuran wadah sesuai kebutuhan bibit. Sebelum menabur benih, benih direndam dalam air selama ± 2 jam. Selama perendaman, benih yang mengapung dipisahkan dan dibuang.
Benih yang tenggelam digunakan untuk disemai. Kemudian biji disebar merata di atas bedengan dengan tanah dicampur dengan pupuk kandang 1: 1, (media tanam) ± 7 cm. Benih yang telah ditebar disiram sampai basah dan kemudian ditutup dengan daun pisang atau karung goni selama 2-3 hari. Bedengan pembibitan harus diberikan Kedap sinar matahari. Ketika bibit sudah berumur 2-3 minggu setelah tebar, bibit siap ditanam.

Perlakuan yang sama juga dilakukan jika benih ditaburkan dalam wadah plastik. Wadah tersebut diteduhkan di rumah persemaian sampai 2-3 minggu bibit tua. Bibit siap untuk ditanam.

Pengolahan Tanah Budiya


Lahan budidaya harus bebas dan dibersikan dari gulma. Kemudian tanah dicangkul sedalam 20-30 cm agar terjadi penggemburan. Setelah itu, bedengan yang dibuat dengan ketinggian sekitar 20-30 cm, lebar sekitar 1 m, dan panjang tergantung pada ukuran/bentuk tanah.

Jarak antara bedengan sekitar 40 cm atau selaras dengan tanah. Setelah tanah diratakan, Permukaan bedengan di tebari pupuk kompos dengan dosis 100 kg / 100 m². Semprotkan larutan pupuk cair Bioboost/EM4 (10 ml/1 liter air) pada permukaan bedengan dan bedengan ditutupi dengan permukaan tanah. Diamkan selama 3 hari dan bedengan siap tanam.

Penanaman


Sebelum penanaman, bedeng-bedeng tersebut dibuat lubang tanam dengan jarak antar tanaman 15 cm dan jarak antar barisan 20 cm. Tiap lubang tanam diberi 1-2 anakan. Kemudian bedengan yang sudah ditanami disirami sampai basah.

Model Budidaya Sawi Pada Pot/Polybag Dan Rak Vertikultur


Pot/polybag dan rak vertikultur adalah menanam wadah yang digunakan sebagai model untuk budidaya sayuran di pekarangan mereka yang sempit. Pot atau polybag berukuran 30×30 cm dapat digunakan untuk tumbuh caisin/sawi.

Pot atau polybag harus berlubang 4-5 lubang di bagian bawah sisi kiri dan kanan wadah untuk membuang air kelebihan yang tidak banjir. Polybag harus dibalik sebelum media tanam diisi sehingga perusahaan polybag berdiri dan tidak mudah roboh.

Rak vertikultur adalah wadah tanam yang terbuat dari kayu dan talang paralon atau bambu.


Rak dapat dibuat hingga 4 tingkat dengan ketinggian 1,25 m dan panjang 80 cm. Sedangkan panjang selokan 1 m dan lebar 12 cm selokan. Talang bambu dasar atau di lubang 4-5 lubang untuk pembuangan air surplus yang tidak banjir.

Selanjutnya selokan penuh dengan media tanam. Perlakuan yang sama juga dilakukan saat menggunakan bambu sebagai tanaman kontainer. Kemudian wadah yang sudah diisi dengan media tanam secara teratur menempatkan di rak-rak kayu.



Media tanam yang digunakan berupa campuran tanah dan pupuk kandang atau kompos. Perbandingan dapat 1: 1, 1: 2 atau 1: 3, tergantung pada tingkat kesuburan dan tekstur tanah. Masukan media ke wadah sampai penuh. Tinggalkan jarak sekitar 1 cm dari bibir wadah.

Semprotkan larutan pupuk cair Bioboost/EM4 (10 ml/1 liter air) pada permukaan tanah dalam pot atau polybag, maka pot atau polybag ditutupi dengan karung goni selama 3 hari. Pot atau polybag siap tanam.

Penanaman


Sebelum penanaman, pot/polybag dan rak vertikultur sebelumnya disiram untuk memudahkan budidaya. Penanaman dalam pot atau polybag dilakukan dengan memindahkan anakan caisin/sawi dari persemaian atau dari wadah plastik dan ditanam di dalam pot atau polybag jumlah anakan 2-3. Sementara penanaman di rak vertikultur hanya satu baris tanaman dengan jarak tanam 15 cm.

Perawatan


Penyiraman sebaiknya dilakukan pada pagi dan malam ketika itu tidak hujan. Pupuk pelengkap pertama setelah tanaman berumur 4 HST semprotkan larutan Bioboost pupuk cair / EM4 (10 ml / 1 liter air) pada tanaman. Pupuk pelengkap kedua dan ketiga setelah tanaman berumur 11 HST dan 17 HST. Cara mengolah dan pupuk sebagai pemupukan tambahan pertama.

Landeto pupuk cair organik atau Ghosts juga dapat diberikan kepada tanaman sebagai pupuk tambahan dengan dosis 2 botol cap/10 liter air. Larutan pupuk disemprotkan pada tanaman dengan waktu pemberian setelah tanaman berumur 7 hst, 14 hst, dan 21 hst. Penyiangan dapat dilakukan jika pertumbuhan gulma. Jika ada hama tanaman dan penyakit, segera dikendalikan secara mekanis (dicabut dan dibakar) atau disemprot dengan fungisida dan insektisida tanaman.

Panen


Caisin/sawi mulai dipanen setelah tanaman berumur 45-50 hari. Panen dilakukan dengan cara mencabut atau memotong pangkal batang. Bila panen terlambat dapat menyebabkan tanaman cepat berbunga. Caisin/sawi yang baru dipanen ditempatkan di tempat yang teduh, agar tidak cepat layu. Untuk mempertahankan kesegaran sayuran ini perlu diberi air dengan cara dipercik.

BUDIDAYA SAWI HIJAU



BUDIDAYA SAWI HIJAU di Polybag Mudah Hemat Tempat dan Praktis 




Cara mengelola berbagai bisnis mulai yang sederhana sampai benar-benar memiliki aset investasi besar.tak ternilai harganya untuk dimasa yang akan datang. Untuk itu anda bisa membaca beberapa trik usaha yang berjudul Cara budidaya sawi hijau di Polybag Mudah Hemat Tempat dan Praktis ini secara lengkap beserta triknya dibawah ini :

Cara budidaya sawi hijau di Polybag Mudah Hemat Tempat dan Praktis



Berikut ini teknik budidaya sawi secara konvensional di lahan :

A. BENIH.

Benih merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan usaha tani. Benih yang baik akan menghasilkan tanaman yang tumbuh dengan bagus. Kebutuhan benih sawi untuk setiap hektar lahan tanam sebesar 750 gram.
Benih sawi berbentuk bulat, kecil-kecil. Permukaannya licin mengkilap dan agak keras. Warna kulit benih coklat kehitaman. Benih yang akan kita gunakan harus mempunyai kualitas yang baik, seandainya beli harus kita perhatikan lama penyimpanan, varietas, kadar air, suhu dan tempat menyimpannya. Selain itu juga harus memperhatikan kemasan benih harus utuh. kemasan yang baik adalah dengan alumunium foil.
 
Apabila benih yang kita gunakan dari hasil pananaman kita harus memperhatikan kualitas benih itu, misalnya tanaman yang akan diambil sebagai benih harus berumur lebih dari 70 hari. Dan penanaman sawi yang akan dijadikan benih terpisah dari tanaman sawi yang lain. Juga memperhatikan proses yang akan dilakukan mesilnya dengan dianginkan, tempat penyimpanan dan diharapkan lama penggunaan benih tidak lebih dari 3 tahun.

B. PENGOLAHAN TANAH.

Pengolahan tanah secara umum melakukan penggemburan dan pembuatan bedengan. Tahap-tahap pengemburan yaitu pencangkulan untuk memperbaiki struktur tanah dan sirkulasi udara dan pemberian pupuk dasar untuk memperbaiki fisik serta kimia tanah yang akan menambah kesuburan lahan yang akan kita gunakan.
 
Tanah yang hendak digemburkan harus dibersihkan dari bebatuan, rerumputan, semak atau pepohonan yang tumbuh. Dan bebas dari daerah ternaungi, karena tanaman sawi suka pada cahaya matahari secara langsung. Sedangkan kedalaman tanah yang dicangkul sedalam 20 sampai 40 cm. Pemberian pupuk organik sangat baik untuk penyiapan tanah. Sebagai contoh pemberian pupuk kandang yang baik yaitu 10 ton/ha. Pupuk kandang diberikan saat penggemburan agar cepat merata dan bercampur dengan tanah yang akan kita gunakan.
 
Bila daerah yang mempunyai pH terlalu rendah (asam) sebaiknya dilakukan pengapuran. Pengapuran ini bertujuan untuk menaikkan derajad keasam tanah, pengapuran ini dilakukan jauh-jauh sebelum penanaman benih, yaitu kira-kira 2 sampai 4 minggu sebelumnya. Sehingga waktu yang baik dalam melakukan penggemburan tanah yaitu 2 – 4 minggu sebelum lahan hendak ditanam. Jenis kapur yang digunakan adalah kapur kalsit (CaCO3) atau dolomit (CaMg(CO3)2).

C. PEMBIBITAN.

Pembibitan dapat dilakukan bersamaan dengan pengolahan tanah untuk penanaman. Karena lebih efisien dan benih akan lebih cepat beradaptasi terhadap lingkungannya. Sedang ukuran bedengan pembibitan yaitu lebar 80 – 120 cm dan panjangnya 1 – 3 meter. Curah hujan lebih dari 200 mm/bulan, tinggi bedengan 20 – 30 cm.



Dua minggu sebelum di tabur benih, bedengan pembibitan ditaburi dengan pupuk kandang lalu di tambah 20 gram urea, 10 gram TSP, dan 7,5 gram Kcl.Cara melakukan pembibitan ialah sebagai berikut : benih ditabur, lalu ditutupi tanah setebal 1 – 2 cm, lalu disiram dengan sprayer, kemudian diamati 3 – 5 hari benih akan tumbuh setelah berumur 3 – 4 minggu sejak disemaikan tanaman dipindahkan ke bedengan.

D. PENANAMAN.

Bedengan dengan ukuran lebar 120 cm dan panjang sesuai dengan ukuran petak tanah. Tinggi bedeng 20 – 30 cm dengan jarak antar bedeng 30 cm, seminggu sebelum penanaman dilakukan pemupukan terlebih dahulu yaitu pupuk kandang 10 ton/ha, TSP 100 kg/ha, Kcl 75 kg/ha. Sedang jarak tanam dalam bedengan 40 x 40 cm , 30 x 30 dan 20 x 20 cm.
Pilihlah bibit yang baik, pindahkan bibit dengan hati-hati, lalu membuat lubang dengan ukuran 4 – 8 x 6 – 10 cm.

E. PEMELIHARAAN.

Pemeliharaan adalah hal yang penting. Sehingga akan sangat berpengaruh terhadap hasil yang akan didapat.
 
Pertama-tama yang perlu diperhatikan adalah penyiraman, penyiraman ini tergantung pada musim, bila musim penghujan dirasa berlebih maka kita perlu melakukan pengurangan air yang ada, tetapi sebaliknya bila musim kemarau tiba kita harus menambah air demi kecukupan tanaman sawi yang kita tanam. Bila tidak terlalu panaspenyiraman dilakukan sehari cukup sekali sore atau pagi hari.
 
Tahap selanjutnya yaitu penjarangan, penjarangan dilakukan 2 minggu setelah penanaman. Caranya dengan mencabut tanaman yang tumbuh terlalu rapat.
 
Selanjutnya tahap yang dilakukan adalah penyulaman, penyulaman ialah tindakan penggantian tanaman ini dengan tanaman baru. Caranya sangat mudah yaitu tanaman yang mati atau terserang hama dan penyakit diganti dengan tanaman yang baru.
 
Penyiangan biasanya dilakukan 2 – 4 kali selama masa pertanaman sawi, disesuaikan dengan kondisi keberadaan gulma pada bedeng penanaman. Biasanya penyiangan dilakukan 1 atau 2 minggu setelah penanaman. Apabila perlu dilakukan penggemburan dan pengguludan bersamaan dengan penyiangan.
 
Pemupukan tambahan diberikan setelah 3 minggu tanam, yaitu dengan urea 50 kg/ha. Dapat juga dengan satu sendok the sekitar 25 gram dilarutkan dalam 25 liter air dapat disiramkan untuk 5 m bedengan.

PENANAMAN VERTIKULTUR

Langkah – angkah penanaman secara vertikultur adalah sebagai berikut :

1. Benih disemaikan pada kotak persemaian denagn media pasir. Bibit dirawat hingga siap ditanaman pada umur 14 hari sejak benih disemaikan.
2. Sediakan media tanam berupa tanah top soil, pupuk kandang, pasir dan kompos dengan perbandingan 2:1:1:1 yang dicampur secara merata.
3. Masukkan campuran media tanam tersebut ke dalam polibag yang berukuran 20 x 30 cm.
4. Pindahkan bibit tanaman yang sudah siap tanam ke dalam polibag yang tersedia. Tanaman yang dipindahkan biasanya telah berdaun 3 – 5 helai.
5. Polibag yang sudah ditanami disusun pada rak-rak yang tersedia pada Lath House.

PENANAMAN HIDROPONIK.

Langkah-langkah penanaman secara hidroponik adalah sebagai berikut :

1. Siapkan wadah persemaian . Masukkan media berupa pasir halus yang disterilkan setebal 3 – 4 cm. Taburkan benih sawi di atasnya selanjutnya tutupi kembali dengan lapisan pasir setebal 0,5 cm.
2. Setelah bibit tumbuh dan berdaun 3 – 5 helai (umur 3 – 4 minggu0, bibit dicabut dengan hati-hati, selanjutnya bagian akarnya dicuci dengan air hingga bersih, akar yang terlalu panjang dapat digunting.
3. Bak penanaman diisi bagian bawahnya dengan kerikil steril setebal 7 – 10 cm, selanjutnya di sebelah atas ditambahkan lapisan pasir kasar yang juga sudah steril setebal 20 cm.
4. Buat lubang penanaman dengan jarak sekitar 25 x 25 cm, masukkan bibit ke lubang tersebut, tutupi bagian akar bibit dengan media hingga melewati leher akar, usahakan posisi bibit tegak lurus dengan media.
5. Berikan larutan hidroponik lewat penyiraman, dapat pula pemberian dilakukan dengan sistem drip irigation atau sistem lainnya, tanaman baru selanjutnya dipelihara hingga tumbuh besar.

HAMA DAN PENYAKIT

A. HAMA.

1. Ulat titik tumbuh (Crocidolomia binotalis Zell.).
2. Ulat tritip (Plutella maculipennis).
3. Siput (Agriolimas sp.).
4. Ulat Thepa javanica.
5. Cacing bulu (cut worm).

B. PENYAKIT.

1. Penyakit akar pekuk.
2. Bercak daun alternaria.
3. Busuk basah (soft root).
4. Penyakit embun tepung (downy mildew).
5. Penyakit rebah semai (dumping off).
6. Busuk daun.
7. busuk Rhizoctonia (bottom root).
8. Bercak daun.
9. Virus mosaik.



PANEN DAN PENANGANAN PASCA PANEN.

Dalam hal pemanenan penting sekali diperhatikan umur panen dan cara panennya. Umur panen sawi paling lama 70 hari. Paling pendek umur 40 hari. Terlebih dahulu melihat fisik tanaman seperti warna, bentuk dan ukuran daun. Cara panen ada 2 macam yaitu mencabut seluruh tanaman beserta akarnya dan dengan memotong bagian pangkal batang yang berada di atas tanah dengan pisau tajam.


Pasca panen sawi yang perlu diperhatikan adalah :

1. Pencucian dan pembuangan kotoran.
2. Sortasi.
3. Pengemasan.
4. Penympanan.
5. Pengolahan.