Tampilkan postingan dengan label PERTANIAN. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label PERTANIAN. Tampilkan semua postingan

Sabtu, 06 Februari 2016

Panduan Cara Budidaya Sawi

Panduan Cara Budidaya Sawi
Untuk Meningkatkan Ekonomi Keluarga




Sawi adalah sekelompok tumbuhan dari marga Brassica yang dimanfaatkan daun atau bunganya sebagai bahan pangan (sayuran), baik segar maupun diolah. Sawi mencakup beberapa spesies Brassica yang kadang-kadang mirip satu sama lain.

Panduan Cara Budidaya Sawi Untuk Meningkatkan Ekonomi Keluarga


Di Indonesia penyebutan sawi biasanya mengacu pada sawi hijau (Brassica rapa kelompok parachinensis, yang disebut juga sawi bakso, caisim, atau caisin). Komoditas tanaman ini cukup mudah di budidaya jika semua vasitas mendukung dan juga tanaman ini masih mempunyai banyak peluang untuk menembus bisnis kecil UKM di pasaran dan juga dapat membantu menigkatkan perekonomian rumahtangga. simak berikut langkah-langkah budidaya sawi lengkap.

Syarat Tumbuh Iklim

Diperlukan intensitas cahaya lemah sehingga memerlukan naungan, untuk mencegah cahaya matahari langsung yang dapat membahayakan pertumbuhan bibit.
Pada stadia pertumbuhan diperlukan intensitas cahaya kuat, sehingga tidak membutuhkan naungan atau. Secara umum petsai memerlukan penyinaran 10-13 jam/hari.
Suhu udara yang untuk budidaya petsai adalah 15-25 derajat C dan masih toleran pada 27-32 derajat C (varietas dataran rendah).

Daerah dengan kelembaban antara 80-90% merupakan daerah yang cocok untuk tanaman ini.
Pemilihan Varietas Varietas yang dianjuran adalah LV.145 dan Tosakan. Namun yang beredar dipasaran kebanyakan Tosakan dan Shinta (panah merah/red.). Daya tumbuhnya lebih dari 95 %, vigor murni, bersih dan sehat. Kebutuhan benih per hektar 450-600 gram.

Model Budidaya Bedengan Pembibitan

Caisim atau sawi sebelum tanam, Ada 2 cara tanaman pembibitan caisin/sawi.

Cara pertama, bedengan benih di persemaian berukuran kecil 0,5 x 1 m² atau ukuran besar untuk memenuhi kebutuhan bibit.

Cara kedua, benih di semai di wadah plastic dengan luas ukuran wadah sesuai kebutuhan bibit. Sebelum menabur benih, benih direndam dalam air selama ± 2 jam. Selama perendaman, benih yang mengapung dipisahkan dan dibuang.
Benih yang tenggelam digunakan untuk disemai. Kemudian biji disebar merata di atas bedengan dengan tanah dicampur dengan pupuk kandang 1: 1, (media tanam) ± 7 cm. Benih yang telah ditebar disiram sampai basah dan kemudian ditutup dengan daun pisang atau karung goni selama 2-3 hari. Bedengan pembibitan harus diberikan Kedap sinar matahari. Ketika bibit sudah berumur 2-3 minggu setelah tebar, bibit siap ditanam.

Perlakuan yang sama juga dilakukan jika benih ditaburkan dalam wadah plastik. Wadah tersebut diteduhkan di rumah persemaian sampai 2-3 minggu bibit tua. Bibit siap untuk ditanam.

Pengolahan Tanah Budiya


Lahan budidaya harus bebas dan dibersikan dari gulma. Kemudian tanah dicangkul sedalam 20-30 cm agar terjadi penggemburan. Setelah itu, bedengan yang dibuat dengan ketinggian sekitar 20-30 cm, lebar sekitar 1 m, dan panjang tergantung pada ukuran/bentuk tanah.

Jarak antara bedengan sekitar 40 cm atau selaras dengan tanah. Setelah tanah diratakan, Permukaan bedengan di tebari pupuk kompos dengan dosis 100 kg / 100 m². Semprotkan larutan pupuk cair Bioboost/EM4 (10 ml/1 liter air) pada permukaan bedengan dan bedengan ditutupi dengan permukaan tanah. Diamkan selama 3 hari dan bedengan siap tanam.

Penanaman


Sebelum penanaman, bedeng-bedeng tersebut dibuat lubang tanam dengan jarak antar tanaman 15 cm dan jarak antar barisan 20 cm. Tiap lubang tanam diberi 1-2 anakan. Kemudian bedengan yang sudah ditanami disirami sampai basah.

Model Budidaya Sawi Pada Pot/Polybag Dan Rak Vertikultur


Pot/polybag dan rak vertikultur adalah menanam wadah yang digunakan sebagai model untuk budidaya sayuran di pekarangan mereka yang sempit. Pot atau polybag berukuran 30×30 cm dapat digunakan untuk tumbuh caisin/sawi.

Pot atau polybag harus berlubang 4-5 lubang di bagian bawah sisi kiri dan kanan wadah untuk membuang air kelebihan yang tidak banjir. Polybag harus dibalik sebelum media tanam diisi sehingga perusahaan polybag berdiri dan tidak mudah roboh.

Rak vertikultur adalah wadah tanam yang terbuat dari kayu dan talang paralon atau bambu.


Rak dapat dibuat hingga 4 tingkat dengan ketinggian 1,25 m dan panjang 80 cm. Sedangkan panjang selokan 1 m dan lebar 12 cm selokan. Talang bambu dasar atau di lubang 4-5 lubang untuk pembuangan air surplus yang tidak banjir.

Selanjutnya selokan penuh dengan media tanam. Perlakuan yang sama juga dilakukan saat menggunakan bambu sebagai tanaman kontainer. Kemudian wadah yang sudah diisi dengan media tanam secara teratur menempatkan di rak-rak kayu.



Media tanam yang digunakan berupa campuran tanah dan pupuk kandang atau kompos. Perbandingan dapat 1: 1, 1: 2 atau 1: 3, tergantung pada tingkat kesuburan dan tekstur tanah. Masukan media ke wadah sampai penuh. Tinggalkan jarak sekitar 1 cm dari bibir wadah.

Semprotkan larutan pupuk cair Bioboost/EM4 (10 ml/1 liter air) pada permukaan tanah dalam pot atau polybag, maka pot atau polybag ditutupi dengan karung goni selama 3 hari. Pot atau polybag siap tanam.

Penanaman


Sebelum penanaman, pot/polybag dan rak vertikultur sebelumnya disiram untuk memudahkan budidaya. Penanaman dalam pot atau polybag dilakukan dengan memindahkan anakan caisin/sawi dari persemaian atau dari wadah plastik dan ditanam di dalam pot atau polybag jumlah anakan 2-3. Sementara penanaman di rak vertikultur hanya satu baris tanaman dengan jarak tanam 15 cm.

Perawatan


Penyiraman sebaiknya dilakukan pada pagi dan malam ketika itu tidak hujan. Pupuk pelengkap pertama setelah tanaman berumur 4 HST semprotkan larutan Bioboost pupuk cair / EM4 (10 ml / 1 liter air) pada tanaman. Pupuk pelengkap kedua dan ketiga setelah tanaman berumur 11 HST dan 17 HST. Cara mengolah dan pupuk sebagai pemupukan tambahan pertama.

Landeto pupuk cair organik atau Ghosts juga dapat diberikan kepada tanaman sebagai pupuk tambahan dengan dosis 2 botol cap/10 liter air. Larutan pupuk disemprotkan pada tanaman dengan waktu pemberian setelah tanaman berumur 7 hst, 14 hst, dan 21 hst. Penyiangan dapat dilakukan jika pertumbuhan gulma. Jika ada hama tanaman dan penyakit, segera dikendalikan secara mekanis (dicabut dan dibakar) atau disemprot dengan fungisida dan insektisida tanaman.

Panen


Caisin/sawi mulai dipanen setelah tanaman berumur 45-50 hari. Panen dilakukan dengan cara mencabut atau memotong pangkal batang. Bila panen terlambat dapat menyebabkan tanaman cepat berbunga. Caisin/sawi yang baru dipanen ditempatkan di tempat yang teduh, agar tidak cepat layu. Untuk mempertahankan kesegaran sayuran ini perlu diberi air dengan cara dipercik.

BUDIDAYA SAWI HIJAU



BUDIDAYA SAWI HIJAU di Polybag Mudah Hemat Tempat dan Praktis 




Cara mengelola berbagai bisnis mulai yang sederhana sampai benar-benar memiliki aset investasi besar.tak ternilai harganya untuk dimasa yang akan datang. Untuk itu anda bisa membaca beberapa trik usaha yang berjudul Cara budidaya sawi hijau di Polybag Mudah Hemat Tempat dan Praktis ini secara lengkap beserta triknya dibawah ini :

Cara budidaya sawi hijau di Polybag Mudah Hemat Tempat dan Praktis



Berikut ini teknik budidaya sawi secara konvensional di lahan :

A. BENIH.

Benih merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan usaha tani. Benih yang baik akan menghasilkan tanaman yang tumbuh dengan bagus. Kebutuhan benih sawi untuk setiap hektar lahan tanam sebesar 750 gram.
Benih sawi berbentuk bulat, kecil-kecil. Permukaannya licin mengkilap dan agak keras. Warna kulit benih coklat kehitaman. Benih yang akan kita gunakan harus mempunyai kualitas yang baik, seandainya beli harus kita perhatikan lama penyimpanan, varietas, kadar air, suhu dan tempat menyimpannya. Selain itu juga harus memperhatikan kemasan benih harus utuh. kemasan yang baik adalah dengan alumunium foil.
 
Apabila benih yang kita gunakan dari hasil pananaman kita harus memperhatikan kualitas benih itu, misalnya tanaman yang akan diambil sebagai benih harus berumur lebih dari 70 hari. Dan penanaman sawi yang akan dijadikan benih terpisah dari tanaman sawi yang lain. Juga memperhatikan proses yang akan dilakukan mesilnya dengan dianginkan, tempat penyimpanan dan diharapkan lama penggunaan benih tidak lebih dari 3 tahun.

B. PENGOLAHAN TANAH.

Pengolahan tanah secara umum melakukan penggemburan dan pembuatan bedengan. Tahap-tahap pengemburan yaitu pencangkulan untuk memperbaiki struktur tanah dan sirkulasi udara dan pemberian pupuk dasar untuk memperbaiki fisik serta kimia tanah yang akan menambah kesuburan lahan yang akan kita gunakan.
 
Tanah yang hendak digemburkan harus dibersihkan dari bebatuan, rerumputan, semak atau pepohonan yang tumbuh. Dan bebas dari daerah ternaungi, karena tanaman sawi suka pada cahaya matahari secara langsung. Sedangkan kedalaman tanah yang dicangkul sedalam 20 sampai 40 cm. Pemberian pupuk organik sangat baik untuk penyiapan tanah. Sebagai contoh pemberian pupuk kandang yang baik yaitu 10 ton/ha. Pupuk kandang diberikan saat penggemburan agar cepat merata dan bercampur dengan tanah yang akan kita gunakan.
 
Bila daerah yang mempunyai pH terlalu rendah (asam) sebaiknya dilakukan pengapuran. Pengapuran ini bertujuan untuk menaikkan derajad keasam tanah, pengapuran ini dilakukan jauh-jauh sebelum penanaman benih, yaitu kira-kira 2 sampai 4 minggu sebelumnya. Sehingga waktu yang baik dalam melakukan penggemburan tanah yaitu 2 – 4 minggu sebelum lahan hendak ditanam. Jenis kapur yang digunakan adalah kapur kalsit (CaCO3) atau dolomit (CaMg(CO3)2).

C. PEMBIBITAN.

Pembibitan dapat dilakukan bersamaan dengan pengolahan tanah untuk penanaman. Karena lebih efisien dan benih akan lebih cepat beradaptasi terhadap lingkungannya. Sedang ukuran bedengan pembibitan yaitu lebar 80 – 120 cm dan panjangnya 1 – 3 meter. Curah hujan lebih dari 200 mm/bulan, tinggi bedengan 20 – 30 cm.



Dua minggu sebelum di tabur benih, bedengan pembibitan ditaburi dengan pupuk kandang lalu di tambah 20 gram urea, 10 gram TSP, dan 7,5 gram Kcl.Cara melakukan pembibitan ialah sebagai berikut : benih ditabur, lalu ditutupi tanah setebal 1 – 2 cm, lalu disiram dengan sprayer, kemudian diamati 3 – 5 hari benih akan tumbuh setelah berumur 3 – 4 minggu sejak disemaikan tanaman dipindahkan ke bedengan.

D. PENANAMAN.

Bedengan dengan ukuran lebar 120 cm dan panjang sesuai dengan ukuran petak tanah. Tinggi bedeng 20 – 30 cm dengan jarak antar bedeng 30 cm, seminggu sebelum penanaman dilakukan pemupukan terlebih dahulu yaitu pupuk kandang 10 ton/ha, TSP 100 kg/ha, Kcl 75 kg/ha. Sedang jarak tanam dalam bedengan 40 x 40 cm , 30 x 30 dan 20 x 20 cm.
Pilihlah bibit yang baik, pindahkan bibit dengan hati-hati, lalu membuat lubang dengan ukuran 4 – 8 x 6 – 10 cm.

E. PEMELIHARAAN.

Pemeliharaan adalah hal yang penting. Sehingga akan sangat berpengaruh terhadap hasil yang akan didapat.
 
Pertama-tama yang perlu diperhatikan adalah penyiraman, penyiraman ini tergantung pada musim, bila musim penghujan dirasa berlebih maka kita perlu melakukan pengurangan air yang ada, tetapi sebaliknya bila musim kemarau tiba kita harus menambah air demi kecukupan tanaman sawi yang kita tanam. Bila tidak terlalu panaspenyiraman dilakukan sehari cukup sekali sore atau pagi hari.
 
Tahap selanjutnya yaitu penjarangan, penjarangan dilakukan 2 minggu setelah penanaman. Caranya dengan mencabut tanaman yang tumbuh terlalu rapat.
 
Selanjutnya tahap yang dilakukan adalah penyulaman, penyulaman ialah tindakan penggantian tanaman ini dengan tanaman baru. Caranya sangat mudah yaitu tanaman yang mati atau terserang hama dan penyakit diganti dengan tanaman yang baru.
 
Penyiangan biasanya dilakukan 2 – 4 kali selama masa pertanaman sawi, disesuaikan dengan kondisi keberadaan gulma pada bedeng penanaman. Biasanya penyiangan dilakukan 1 atau 2 minggu setelah penanaman. Apabila perlu dilakukan penggemburan dan pengguludan bersamaan dengan penyiangan.
 
Pemupukan tambahan diberikan setelah 3 minggu tanam, yaitu dengan urea 50 kg/ha. Dapat juga dengan satu sendok the sekitar 25 gram dilarutkan dalam 25 liter air dapat disiramkan untuk 5 m bedengan.

PENANAMAN VERTIKULTUR

Langkah – angkah penanaman secara vertikultur adalah sebagai berikut :

1. Benih disemaikan pada kotak persemaian denagn media pasir. Bibit dirawat hingga siap ditanaman pada umur 14 hari sejak benih disemaikan.
2. Sediakan media tanam berupa tanah top soil, pupuk kandang, pasir dan kompos dengan perbandingan 2:1:1:1 yang dicampur secara merata.
3. Masukkan campuran media tanam tersebut ke dalam polibag yang berukuran 20 x 30 cm.
4. Pindahkan bibit tanaman yang sudah siap tanam ke dalam polibag yang tersedia. Tanaman yang dipindahkan biasanya telah berdaun 3 – 5 helai.
5. Polibag yang sudah ditanami disusun pada rak-rak yang tersedia pada Lath House.

PENANAMAN HIDROPONIK.

Langkah-langkah penanaman secara hidroponik adalah sebagai berikut :

1. Siapkan wadah persemaian . Masukkan media berupa pasir halus yang disterilkan setebal 3 – 4 cm. Taburkan benih sawi di atasnya selanjutnya tutupi kembali dengan lapisan pasir setebal 0,5 cm.
2. Setelah bibit tumbuh dan berdaun 3 – 5 helai (umur 3 – 4 minggu0, bibit dicabut dengan hati-hati, selanjutnya bagian akarnya dicuci dengan air hingga bersih, akar yang terlalu panjang dapat digunting.
3. Bak penanaman diisi bagian bawahnya dengan kerikil steril setebal 7 – 10 cm, selanjutnya di sebelah atas ditambahkan lapisan pasir kasar yang juga sudah steril setebal 20 cm.
4. Buat lubang penanaman dengan jarak sekitar 25 x 25 cm, masukkan bibit ke lubang tersebut, tutupi bagian akar bibit dengan media hingga melewati leher akar, usahakan posisi bibit tegak lurus dengan media.
5. Berikan larutan hidroponik lewat penyiraman, dapat pula pemberian dilakukan dengan sistem drip irigation atau sistem lainnya, tanaman baru selanjutnya dipelihara hingga tumbuh besar.

HAMA DAN PENYAKIT

A. HAMA.

1. Ulat titik tumbuh (Crocidolomia binotalis Zell.).
2. Ulat tritip (Plutella maculipennis).
3. Siput (Agriolimas sp.).
4. Ulat Thepa javanica.
5. Cacing bulu (cut worm).

B. PENYAKIT.

1. Penyakit akar pekuk.
2. Bercak daun alternaria.
3. Busuk basah (soft root).
4. Penyakit embun tepung (downy mildew).
5. Penyakit rebah semai (dumping off).
6. Busuk daun.
7. busuk Rhizoctonia (bottom root).
8. Bercak daun.
9. Virus mosaik.



PANEN DAN PENANGANAN PASCA PANEN.

Dalam hal pemanenan penting sekali diperhatikan umur panen dan cara panennya. Umur panen sawi paling lama 70 hari. Paling pendek umur 40 hari. Terlebih dahulu melihat fisik tanaman seperti warna, bentuk dan ukuran daun. Cara panen ada 2 macam yaitu mencabut seluruh tanaman beserta akarnya dan dengan memotong bagian pangkal batang yang berada di atas tanah dengan pisau tajam.


Pasca panen sawi yang perlu diperhatikan adalah :

1. Pencucian dan pembuangan kotoran.
2. Sortasi.
3. Pengemasan.
4. Penympanan.
5. Pengolahan.

Minggu, 24 Januari 2016

Cabe Dalam Polybag



Cabe Dalam Polybag


Cabe merupakan salah satu jenis tanaman yang saat ini banyak digunakan untuk bumbu masakan. Harga komoditas ini di pasaran juga berfluktuasi. Apalagi ketika mendekati hari-hari besar seperti lebaran, harga cabe langsung meroket sampai 60-100 ribu/kg. Oleh sebab itu banyak orang yang tertarik untuk menanam cabe, baik untuk dijual ataupun hanya sekedar untuk dipakai sendiri. Untuk menanam cabe tentu diperlukan sebuah lahan untuk bercocok tanam. Sayang saat ini di daerah perkotaan tidak banyak tersedia lahan yang bisa dimanfaatkan. Tetapi hal itu bisa disiasati dengan cara menanam cabe di dalam polybag atau pot.

Untuk menanam cabe di dalam pot atau polybag relatif lebih mudah untuk dilakukan. Tanaman ini bisa tumbuh dengan baik di dataran tinggi maupun dataran rendah. Tetapi baiknya cabe ditanam pada daerah yang berada pada ketinggian 0-2000 meter di atas permukaan laut. Sedangkan suhu yang cocok berkisar 24-27oC, tetapi masih bisa bertahan terhadap suhu dibawah itu. Hal itu tergantung pula dengan jenis cabe yang ditanam.

Salah satu cabe yang paling cocok untuk ditanam di pekarangan rumah adalah jenis cabe rawit dan cabe keriting. Jenis cabe ini sangat cocok untuk ditanam di iklim tropis dan rasanya pedas juga disukai oleh banyak orang. Berikut kami berikan tutorial cara menanam cabe keriting dalam polybag.

Memilih Benih Cabe

Untuk mendapatkan cabe berkualitas tentu perlu untuk memilih benih terbaik. Di pasaran banyak sekali tersedia berbagai jenis cabe mulai dari cabe hibrida sampai varietas lokal. Untuk cara penanaman kedua jenis cabe ini relatif sama tetapi khusus cabe hibrida biasanya untuk mendapatkan hasil maksimal harus diberikan obat-obatan tertentu. Jenis cabe hibrida banyak di-import dari Thailand dan Taiwan, sedangkan untuk jenis cabe lokal banyak ditanam di Kudus, Rembang hingga Tanah Karo, Sumatra Utara.

Saat ini para petani lebih memilih bibit cabe lokal yang telah diseleksi karena produktivitasnya lebih baik daripada yang tidak diseleksi. Selain itu dari segi teknis cara menanam cabe lokal lebih mudah dibandingkan dengan cabe hibrida. Cuma dari segi produktivitas cabe hibrida lebih unggul dari cabe lokal. Untuk pemula yang baru belajar cara budidaya cabe sebaiknya menggunakan bibit cabe lokal.

Proses Penyemaian Bibit Cabe


Proses Penyemaian Bibit Cabe

Untuk menanam cabe di dalam polybag atau pot sebaiknya tidak langsung dilakukan dari benih. Proses pertama yang harus dilakukan adalah menyemai bibit dilahan. Hal ini untuk menyeleksi bibit cabe, agar bibit yang tidak bisa tumbuh dengan baik karena cacat atau memiliki penyakit tidak ditanam. Selain itu proses ini bertujuan untuk menunggu agar bibit cabe tumbuh cukup kuat untuk ditanam di tempat yang lebih besar.

Untuk lahan tempat menyemai bibit cabe bisa dilakukan di polybag, pot, baki persemaian atau membuat petakan tanah. Untuk saat ini kita akan membahas cara penyemaian bibit pada petakan tanah. Langkah pertama adalah membuat petakan tanah dengan ukuran secukupnya. Buat campuran kompos dan tanah kemudian aduk hingga rata. Butiran tanah diolah dengan sehalus dan segembur mungkin. Tujuannya agar perakaran bisa menembus lahan dengan mudah. Buatlah petakan tanah dengan lebar 5-10 cm, kemudian buat larikan di atasnya dengan jarak 10 cm.

Setelah lahan siap, langkah selanjutnya adalah memasukan benih cabe ke larikan dengan jarak 7,5 cm. Setelah itu siram untuk membasahi lahan dan tutup tipis dengan tanah atau kompos. Bila sudah selesai tutup lahan yang telah ditaburi bibit dengan karung goni basah dan biarkan 3 sampai hari. Pertahankan karung goni tetap basah sampai hari ke 4 biasanya bibit cabe sudah mulai muncul di permukaan tanah, kemudian buka karung goni tersebut.

Bila bibit-bibit cabe sudah mulai tumbuh, buatlah penutup dari plastik transparan untuk melindungi bibit cabe kecil dari air hujan dan panas matahari langsung. Salah satu tanda bibit cabe sudah siap untuk ditanam adalah sudah adanya 3-4 helai daun dan bibit telah berumur sekitar 1 bulan.

Menyiapkan Media Tanam


Membuat Media Tanah dari Tanah


Bila bibit cabe sudah besar, maka langkah selanjutnya adalah mempersiapkan media tanam. Gunakan pot atau polybag dengan ukuran minimal 30 cm, agar media tanam bisa menopang pertumbuhan cabe yang subur. Bila kesulitan untuk mendapatkan polybag bisa menggunakan media tanam lain seperti pot plastik, kantong semen dan tanah. Atau bisa juga menggunakan wadah bekas yang tidak terpakai, lubangi bagian bawah agar bisa mengalirkan air.

Untuk menanam cabe di dalam polybag bisa memakai media tanam dari campuran tanah, pupuk kandang, kompos, arang, sekam padi, atau bahan lain yang serupa. Beberapa contoh komposisi media tanam yang bisa kamu terapkan seperti campuran kompos dan tanah dengan komposisi 1:2. Bisa juga dengan komposisi tanah, arang sekap dan pupuk kandang dengan kamposisi 1:1:1. 

Sedangkan campuran yang terakhir adalah campuran antara pupuk kandang dan tanah dengan komposisi 1:2. Untuk pupuk kandang bisa mengunakan pupuk kandang yang matang.
Pastikan bahan yang digunakan sebagai media tanam memiliki kualitas yang baik. Gunakan saringan untuk mengayak media tanam agar mendapat media tanam yang halus. Berikan sedikit pupuk NPK sekitar 3 sendok pada setiap polybag. Aduk pupuk tersebut hingga benar-benar menyatu dengan media tanam. Tempatkan media tanah pada tempat yang tidak tergenang air, atau Anda bisa membuat tepat tersebut dengan melapisi pecahan genteng, koral kecil dan juga sabut kelapa. Tujuannya agar air tidak tergenang di tempat tersebut.

Memindahkan Bibit Cabe pada Media Tanam


Bila bibit sudah tumbuh cukup besar pindahkan bibit cabe dari tempat penyemaian ke dalam media tanam. Ketika memindahkan bibit cabe usahakan ketika suhu tidak terlalu panas, idealnya pada waktu pagi dan sore hari, dimana matahari tidak terlalu terik sehingga tanaman terjaga dari sengatan sinar matahari langsung.

Lakukan pemindahan dengan hati-hati, perhatikan akar tanaman agar jangan sampai rusak. Buatlah lubang pada media tanam sedalam 5-7 cm. Bila pembibitan dilakukan di dalam polybag maka pindahkan bibit cabe bersamaan dengan polybag ke tempat yang lebih besar. Tetapi bila pembibitan dilakukan pada lahan tanah, maka proses pemindahannya bibit cabe dengan sedikit tanah yang menempel ke tempat media tanam yang baru.

Memelihara dan Merawat Tanaman Cabe

Seperti kebanyakan tanaman budidaya yang lain cabe juga memerlukan perawatan rutin agar bisa tumbuh dengan baik. Perawatan pada cabe meliputi penyiraman, pemberian pupuk, membersihkan dari gangguan gulma dan lain-lain. Berikut cara merawat tanaman cabe:

Pemberian pupuk. pupuk yang baik untuk tanaman cabe adalah jenis pupuk kompos, tetapi perlu juga diberikan pupuk buatan seperti NPK dengan dosis satu sendok/polybag setiap bulan. Apabila jenis ingin membudidayakan tanaman organik makan pemupukan bisa diganti dengan menyemprotkan pupuk organik pada masa pertumbuhan daun dan buah.

Penyiraman. Untuk menjaga kesegaran pada tanaman cabe sebaiknya dilakukan penyiraman setiap 3 hari sekali. Tetapi bila suhu panas sebaiknya dilakukan penyiraman setiap hari sekali.

Pengajiran. Bila tanaman cabe sudah tumbuh besar, berikan ajir atau penahan dari bambu atau kayu. Fungsi dari pengajiran adalah sebagai penopang tanaman cabe agar tidak mudah roboh.

Perompesan. Tunas muda yang baru tumbuh pada tanaman cabe sebaiknya dihilangkan. Aktivitas perompesan dilakukan pada saat tanaman cabe berusia 20 hari setelah masa tanam. Perompesan dilakukan 3 hari sekali sampai terbentuknya cabang. Manfaat dari perompesan adalah untuk menjaga agar tanaman cabe tetap tegak dan tidak tumbuh ke samping ketika bambu belum kuat menopang.

Merawat dan Memanen Cabe Rawit

Pengendalian hama dan penyakit. untuk menjaga tanaman tetap tumbuh subur maka perlu dilakukan perawatan agar tidak terserang hama atau penyakit. Untuk menghilangkan hama bisa menggunakan petisida organik atau kimia. Jangan terlalu sering menggunakan pestisida, karena akan merusak tanaman cabe.

Masa Panen Cabe

Umur cabe yang siap untuk dipanen sangat bervariasi, tergantung dengan jenis varietas dan lingkungan. Waktu yang tepat untuk memanen cabe adalah ketika cabe berwarna merah dan masih ada garis hijau pada buahnya. Cabe dengan ciri tersebut memiliki bobot maksimal dan bisa bertahan 1 – 2 harian. Waktu yang tepat untuk memanen cabe adalah pagi hari agar kesegaran cabe tetap terjaga hindari panen di siang atau malam hari.
Cara menanam cabe ini bisa diterapkan pada budidaya cabe sekala besar atau kecil, tinggal menyesuaikan aja jumlah dan lahan yang ada,

Semoga bermanfaat...