Jumat, 03 April 2015

BERDASARKAN GOLONGAN DARAH



Karakteristik, Resiko dan Pencegahan Penyakit Berdasarkan Golongan Darah

Setiap golongan darah memiliki karakter yang berbeda terkait dengan rentanitas terhadap penyakit tertentu dan juga pengaruh pada makanan yang dikonsumsi. Bertahun-tahun James D’Adamo dan Peter D’Adamo, keduanya dokter naturopatik Amerika Serikat, meneliti hubungan antara golongan darah dan konsumsi makanan yang tepat. Jika salah konsumsi makanan, tubuh secara tak langsung bakal menolak. Hasil akhir penolakannya itu adalah penyakit. Artinya salah makan mengundang kematian. Mensinergikan makanan dengan golongan darah menjadi salah satu cara membentengi diri dari penyakit.

Berikut adalah karakteristik golongan darah, resiko penyakit dan pencegahannya:

1.      Golongan Darah: AB

Karakteristik:
Pemilik golongan darah AB tak cuma beresiko terkena penyakit pernafasan. Jika makanan yang dipantang terus dikonsumsi, darah tak mampu menetralisir. Itu sesuai dengan sifat golongan darah AB yang memiliki sistem kekebalan tubuh lemah, sangat kekurangan antibiotik, lambung mudah teriritasi dan produk lendir berlebihan.

Oleh sebab itu, pemilik golongan darah ini rentan penyakit jantung dan kanker. Dengan sistem kekebalan yang rendah, vitamin C dosis tinggi sangat dibutuhkan, tapi hanya 1.000 IU.

Resiko penyakit:
Jantung, kanker, gangguan pencernaan, stress berlebih

Pencegahan:

Jantung:
Alfalfa segar dilalap

Kanker:
2-3 lembar daun sambung nyawa segar
5 lembar daun beluntas segar
1 genggam daun kemangi segar
50 gr keladi tikus

Gangguan pencernaan:
10 gr rimpang temulawak segar
10 gr tempuyung
5 gr daun kering meniran
5 gr rimpang jahe segar

Stress berlebih:
5 gr akar kering valerian (Kisaat)
5 gr daun kering teh hijau, atau 5 gr daging buah pala atau 60 gr kangkung segar

Untuk membantu penyerapan besi dan mencegah anemia gunakan jombang dan daun stroberi. Rosela dan ginseng untuk peningkat stamina.

Nanas, atasi gangguan pencernaan pada golongan darah AB.

2.      Golongan Darah: O


Karakteristik:

Sulit menerima makanan dan lingkungan baru. Sistem kekebalan mudah bereaksi dan mengakibatkan perusakan diri sendiri. darah lebih encer karena kekurangan faktor pembekuan darah.

Resiko dan pencegahan:

Kelainan pembekuan darah:
Teh hijau 3 gr diseduh, 2 kali sehari masing-masing 2 gelas. Lalap daun dewa 2-3 lembar atau minum 2 kali sehari 5 daun sembung yang direbus dengan 2 gelas air hingga tersisa separuhnya. Untuk penyembuhan, jangan mengkonsumsi alfalfa dan lidah buaya karena menyebabkan darah encer.

Osteoartritis, rematoid artritis, dan asam urat:
Lalap daun mint 20 g segar atau rebus 20 g rimpang jahe segar dan 2 gelas air direbus hingga tersisa 1 gelas, dan minum 2 kali sehari. Sedangkan daun encok yang dilayukan, tempelkan di bagian yang sakit selama 1 jam untuk mengatasi nyeri.

Protein yang sulit dimetabolisme, thyroid:
- Pantang makan bayam, kangkung, melinjo, dan nanas.
- 5 gram kayuputih diseduh air panas dalam 1 gelas

Menetralkan asam lambung:
50 gr temulawak segar atau rebus rimpang kunir putih dalam 2 gelas menjadi 1 gelas.

Kembung:
Rebus 7 lembar daun mimba segar dalam 2 gelas air hingga tersisa 1 gelas. Seduhan itu diminum 2 kali sehari.

Antiradang dan kolik perut:
Rebus 20 gr daun tapak liman hingga kental dan diminum 3 kali sehari. Daun myana kering 20 gr, direbus dengan 5 gelas air hingga tersisa 2 gelas.

Mencegah perut kosong :
Cincau rambat segar 1 genggam dibuat agar-agar.

Daun mint, tingkatkan sistem kekebalan tubuh golongan darah O.

Teh hijau, atasi pembekuan darah golongan darah O.

3. Golongan Darah: A


Karakteristik:

Sulit mencerna protein hewani. Yang dibutuhkan enzim pencernaan yang memetabolisme protein hewani. Kurang protein dan lemak hewani membuat otot-otot jantung kurang nutrisi, menyebabkan profil lemak menjadi abnormal, dan kinerja otot kurang baik.

Akhirnya menyebabkan penyempitan pembuluh darah koroner sehingga darah terhambat untuk mencapai jaringan jantung.


Resiko dan pencegahan

Jantung:
Daun dewa segar sebagai lalapan 3 kali sehari. Pilihan kemangi atau 5 lembar beluntas. Rebus 10 daun sembung dalam 3 gelas hingga menjadi 1,5 gelas. Rambut jagung juga bisa menjadi alternatif penyembuhan jika direbus dengan 2 gelas air dan dididihkan hingga 1 gelas, diminum 3 kali sehari.

Diabetes mellitus:
Kapsul 500 g sambiloto, mimba, atau brotowali. Campuran sambiloto kering 7 g, mimba kering 5 g, dan batang brotowali 10 cm. Semuanya direbus dengan 4 gelas air, didihkan hingga sepertiganya. Racikan lain, rebus pegagan kering 7 g ditambah 7 g ciplukan kering dan 5 iris mahkota dewa kering. Semuanya diminum setengah gelas 3 kali sehari. Untuk mengeringkan luka ramuan ditambah mimba kering. Aplikasikan dengan cara mengompres luka.

Diabetes menyebabkan komplikasi mata kabur:
Rebus 7 g sambiloto kering, 10 g ciplukan kering, 15 g daun sendok kering, 7 g pegagan kering dalam 5 gelas air hingga tersisa separuh. Minum masing-masing 0,5 gelas 3 kali sehari.

Diabetes dengan komplikasi kolesterol tinggi:
Serbuk 500 mg sambung nyawa, brotowali, sambiloto, daun dewa, atau campuran sambiloto, daun sendok, dan ciplukan kering.

Komplikasi gangguan ginjal:
Campuran sambiloto kering, brotowali segar, daun sukun kering dan meniran kering. Terapi lainnya dengan serbuk tapak liman, serbuk meniran, atau campuran sambiloto kering 500 mg, atau mimba, pegagan, 500mg serbuk dewa.

Diabetes dengan komplikasi hipertensi:
Sambiloto, mamba, pegagan, atau daun dewa. Campuran pengganti, 7 g sambiloto kering, 10 cm batang brotowali, 7 cm pegagan, 10 g daun dewa kering, 10 g ciplukan kering semuanya direbus hingga separuhnya, diminum 3 kali sehari.

Meluruhkan batu empedu:
15 g herba kering tempuyung.

Melarutkan batu empedu dan menghindari infeksi:
15 g meniran kering

Antiperadangan :
5 g rumput mutiara atau tapak liman

Mengurangi kolik:
Campuran 15 g miana, 15 daun sendok, 10 g kumis kucing, dan 5 g kejibeling

Peningkat daya tahan tubuh:
Kapsul 500 mg tapak liman atau meniran.

Membantu sistem pencernaan:
5 g akar pule pandak kering.

Rambut jagung atasi diabetes golongan darah A.

4. Golongan Darah: B


Karakteristik:

Ketidakseimbangan metabolisme tubuh dan makanan yang dikonsumsi menyebabkan penyakit autoimun dan memicu munculnya virus langka yang berkembang lambat seperti HIV dan flu burung. Penyakitnya antara lain HIV dan flu burung.

Resiko dan Pencegahan:
Diabetes melitus:
Seduh 20 g lidah buaya segar yang hangat-hangat atau ramuan 5 cm brotowali, sambiloto 3 g daun kering, mimba 3 g kering, daun sendok 10 g daun kering, daun salam 5 lembar segar.

Sindrom letih lesu kronis:
Akar kayu manis licorice tapi tak cocok untuk orang hipertensi dan gangguan ginjal. Gunakan 10 gr jahe merah rimpang segar, 30 g lengkuas merah segar.

Penyakit autoimun seperti lupus:
Campuran meniran, sambiloto, tapak dara, pegagan, dan tapak liman masing-masing 5 g yang direbus bersamaan.

Sambiloto, atasi gangguan ginjal pada golongan darah B.

By: Nabella Putri Anggraini
SMK TRI JAYA Analisis Kesehatan
Kota Bandar Lampung

MEMBUAT ARANG SEKAM PADI

MEMBUAT ARANG SEKAM PADI


Arang sekam memiliki banyak kegunaan baik di dunia pertanian maupun kebutuhan industri. Para petani memanfaatkan arang sekam sebagai penggembur tanah, bahan pembuatan kompos, bokashi, takakura, media tanam dan media persemaian.
Arang sekam dibuat dari pembakaran tak sempurna atau pembakaran parsial sekam padi. Bahan baku arang sekam bisa didapatkan dengan mudah di tempat-tempat penggilingan beras.  Bahkan di beberapa tempat, sekam padi dianggap sebagai limbah. Sebanyak 20-30% dari proses penggilingan padi akan dibuang dalam bentuk sekam padi.

Cara membuat arang sekam

Ada berbagai cara membuat arang sekam padi. Berikut ini akan diuraikan cara sederhana dan efektif untuk membuat arang sekam sendiri. Terdapat dua tahapan, yaitu tahap penyiapan alat pembakaran dan tahap proses pembakaran sekam padi.

Membuat alat pembakaran

  1. Cari tong silinder atau drum yang terbuat dari besi, seng, alumunium atau logam yang tahan api lainnya. Sebaiknya berukuran kurang lebih 20 liter. Kemudian buang salah satu dari alas atau atap silinder tersebut.
  2. Pada bagian alas atau atap silinder yang tidak dibuang, buat lubang berbentuk lingkaran dengan diameter 10 cm. Usahakan lubang terdapat tepat ditengah-tengah lingkaran atau berada di titik pusat diameter silinder.
  3. Kemudian buat lubang-lubang dengan paku atau pahat pada dinding silinder (diamater kurang lebih 0,5 cm) dengan jarak antar lubang sekitar 2-3 cm. Lubang ini berfungsi untuk membuang panas dari bahan bakar ke tumpukan sekam padi, tanpa harus membakar sekam secara langsung.
  4. Cari atau buat pipa seng sepanjang 1 cm dengan diamater 10 cm. Masukkan pipa seng tersebut kedalam lubang yang telah dibuat pada alas atau atap silinder, sehingga berfungsi sebagai cerobong asap bagi kamar pembakaran yang ada di silinder utama.
  5. Rekatkan pipa dengan cara dilas sehingga pipa berdiri tegak lurus di atas silinder. Atau letakkan pipa cerobong pada lubang yang ada di silinder, ganjal dengan paku dan ikat dengan kawat besi agar pipa cerobong bisa berdiri tegak dan tidak melesak ke dasar silinder.

Kamis, 26 Maret 2015

BUDIDAYA TOMAT




BUDIDAYA TOMAT


Tomat (Lycopersicon esculentum L.) merupakan tanaman asli dari Amerika Tengah dan Selatan. Tanaman ini idealnya ditanam pada kisaran suhu 20-27oC dengan curah hujan sekitar 750-1250 mg per tahun. Secara umum tomat dapat tumbuh dengan baik pada ketinggian 0-1500 m dpl.

Dewasa ini terdapat lebih dari 400 varietas tomat yang ditanam secara global. Ada varietas yang hanya cocok di dataran tinggi seperti berlian, mutiara dan kada. Ada yang cocok di dataran rendah seperti varietas intan, ratna dan CLN. Ada juga yang bisa ditanam baik di dataran tinggi maupun rendah, seperti GH2 dan GH4.

Memilih benih tomat

Untuk memilih jenis tomat yang akan ditanam hendaknya sesuaikan dahulu dengan karateristik lokasi. Apabila kebun Anda berada di dataran tinggi pilihlah varietas yang cocok untuk dataran tinggi begitu juga sebaliknya.
Benih tomat bisa didapatkan dengan mudah diberbagai toko penyedia saprotan. Apabila Anda sulit mendapatkannya atau harganya terlalu mahal, kita bisa membuatnya sendiri. Caranya dengan menyeleksi buah tomat yang paling baik dari segi ukuran (besar) dan bentuk (tidak cacat).
Langahnya sebagai berikut, pilih buah tomat yang akan dijadikan benih. Kemudian biarkan buah tomat tersebut menua di pohon. Setelah cukup tua ambil bijinya dan bersihkan dari lendir yang menyelubunginya dengan air. Setelah itu rendam dalam air, pilih biji yang tenggelam. Kemudian lakukan seleksi sekali lagi terhadap biji tomat, pilih yang bentuknya sempurna (tidak cacat atau keriput). Setelah itu keringkan dengan dijemur dan simpan dalam wadah yang kering dan steril.

Penyemaian benih tomat

Sebelum ditanam secara luas, benih tomat sebaiknya disemaikan dahulu sampai memiliki daun dan batang yang cukup kuat. Penyemaian hendaknya dilakukan di atas media yang terpisah dengan penanaman masal. Lihat cara membuat media persemaian untuk tanaman hortikultura.

Untuk budidaya tomat, sebaiknya pilih media persemaian dengan ploybag. Hal ini untuk mengurangi resiko tanaman stres ketika dipindahkan. Namun persemaian polybag ini biayanya relatif lebih mahal. Apabila Anda memilih persemaian bedeng, hendaknya hati-hati saat mencabut dan memindahkan bibit. Lamanya penyemaian sampai tanaman siap dipindahkan sekitar 35-40 hari.
Tips untuk persemaian bedengan, buat larikan (garis) diatas media persemaian dengan jarak antar larik 5 cm dan kedalaman larik 1 cm. Kemudian taburkan benih dalam larikan, jangan sampai bertumpuk-tumpuk, sebaiknya jarak antar benih 2-3 cm. Kemudian tutup larikan dengan tanah dan siram secukupnya. Metode pemindahanbisa dilakukan dengan dua cara. Pertama dengan pencabutan, sebelum benih dicabut siram dengan air untuk melunakan media sehingga akar tidak putus ketika ditarik. Kedua, cara putar yaitu mengambil tanaman dengan tanah disekitarnya.
Tips untuk persemaian polybag/pot, setelah media persemaian dibuat lubangi permukaanya sedalam 1 cm. Kemudian bubuhkan biji tomat satu butir untuk setiap polybag, tutup dengan media tanam. Cara memindahkannya adalah dengan merobek atau melepas polybag/pot. Lalu masukkan tanaman beserta tanah yang terdapat di polybag/pot kedalam lubang tanam.

Pengolahan tanah

Tomat tumbuh baik pada tingkat keasaman tanah pH 5,5-7. Apabila tanah terlalu asam (<5,5), tambahkan dolomit atau kapur pertanian. Manfaat pengapuran selain menaikan pH tanah juga untuk memperbaiki struktur tanah. Dosisnya harus disesuaikan dengan tingkat pH tanah masing-masing.
Bajak atau cangkul tanah hingga gembur kemudian bentuk bedengan dengan ketinggian 30 cm, lebar 1 meter dan pajang mengikuti kontur lahan. Buat jarak antar bedeng selebar 30-40 cm. Kemudian diamkan tanah kira-kira satu minggu.
Setelah itu, berikan pupuk dasar berupa pupukorganik seperti pupuk kandang atau pupukkompos sebanyak 20 ton per hektar. Aduk hingga merata diatas bedengan. Untuk memperkaya kandungan fosfor bisa ditambahkan pupuk TSP secukupnya (kira-kira 5 gram per tanaman). Untuk budidaya tomat organik, jangan ditambahkan pupuk kimia tapi pupuk dasar harus lebih banyak, kira-kira 30-40 ton per hektar.
Kemudian tutup bedengan dengan mulsa plastik, penutupan dengan mulsa sangat berguna terutama pada musim kemarau. Mulsa plastik berguna untuk mempertahankan kelembaban tanah, mengendalikan gulma dan agar buah tomat tetap bersih tidak menyentuh tanah. Biarkan kembali tanah selama satu minggu sebelum ditanami.

Penanaman bibit tomat

Pertama-tama buat lubang tanam pada mulsa dengan diameter 5-7 cm. Dalam satu bedengan terdapat dua lajur lubang tanam, jarak antar lajur sebesar 70-80 cm dan jarak antar lubang dalam satu lajur 40-50 cm, kedalaman lubang tanam kira-kira 5-7 cm.
Setelah itu masukkan bibit siap tanam. Untuk bibit yang disemai dalam polybag atau pot, lepas terlebih dahulu wadahnya lalu masukkan semua media tanam tanpa mencabut akar tanaman. Kemudian tutup dan ratakan dengan tanah sekitar. Untuk bibit yang ditanam di persemaian bedeng, masukkan tanaman kemudian timbun dengan tanah bekas galian lubang. Ratakan dan siram dengan air untuk menjaga kelembabannya.

Pemeliharaan dan perawatan

Tanaman tomat cukup sensitif dan perlu perawatan yang intensif. Tanaman ini sangat rentan terhadap hama dan penyakit, terutama yang ditanam di dataran rendah. Setelah pemanenan, resiko kerusakan buah tomat masih tinggi sekitar 20-50%. Berikut beberapa perawatan penting apabila kita hendak melakukan budidaya tomat.

a. Penyulaman
Penyulaman berfungsi untuk mengganti tanaman yang gagal tumbuh, baik sakit atau rebah karena cuaca. Penyulaman dilakukan setelah seminggu tomat ditanam. Cabut tanaman yang terlihat tidak sehat (kuning/layu) atau mati. Ganti dengan bibit sisa penyemaian.

b. Penyiangan
Penyiangan dalam budidaya tomat biasanya dilakukan 3-4 kali selama musim tanam. Pada areal tanam yang ditutup mulsa penyiangan bisa lebih jarang lagi. Penyiangan bertujuan untuk mengangkat gulma yang ada di areal tanam. Pertumbuhan gulma akan menganggu tanaman, karena tanaman harus bersaing dalam mendapatkan nutrisi. Selain itu gulma juga mengundang hama dan penyakit yang bisa menyerang tanaman utama.

c. Pemangkasan
Pemangkasan pada tanaman tomat dilakukan setiap minggu. Pemangkasan tunas yang tumbuh pada ketiak daun harus segera agar tidak tumbuh menjadi batang. Pemangkasan tunas muda bisa dilakukan dengan tangan. Namun apabila batang sudah terlalu keras, sebaiknya gunakan pisau atau gunting. Untuk mengatur ketinggian tanaman tomat, ujung tanaman bisa dipotong. Pemotongan ujung tanaman dilakukan setelah terlihat jumlah dompolan buah sekitar 5-7 buah.

d. Pemupukan tambahan
Pada budidaya tomat organik, semprotkan pupuk organik cair yang mempunyai kandungan kalium tinggi pada saat tanaman akan berbunga dan berbuah (fase generatif). Penyemprotan bisa dilakukan setiap minggu. Harus diperhatikan, pupuk organik cair harus diencerkan terlebih dahulu, 1 liter pupuk cair dengan 100 liter air. Penting untuk dicatat, konsentrasi pupuk organik cair tidak boleh melebihi 2%. Selain itu, kita bisa menambahkan pupuk kandang atau kompos setelah tanaman berumur 2-3 minggu dengan dosis satu gengam tangan per tanaman.
Untuk budidaya tomat non-organik, pada usia satu minggu berikan campuran urea dan KCl dengan perbandingan 1:1 sebanyak 1-2 gram per tanaman. Kemudian setelah umur 2-3 minggu berikan kembali urea dan KCl sebanyak 5 gram per tanaman. Bila pada umur lebih dari 4 minggu tanaman masih terlihat kurang gizi berikan urea dan KCl sebanyak 7 garm per tanaman. Perhatikan, pemberian urea dan KCl jangan sampai mengenai tanaman karena bisa melukai tanaman tersebut. Berikan jarak 5-7 cm dari tanaman.

e. Penyiraman dan pengairan
Tanaman tomat tidak terlalu banyak membutuhkan air, namun jangan sampai kekurangan. Kelebihan air dalam budidaya tomat membuat pertumbuhan vegetatif (daun dan batang) yang subur tetapi akan menghambat fase generatif. Sebaliknya, kekuranga air yang berkepanjangan bisa menyebabkan pecah-pecah pada buah tomat yang dihasilkan.
Kekeringan yang panjang bisa menyebabkan kerontokan bunga. Penyiraman hendaknya disesuaikan dengan kondisi cuaca. Bila curah hujan cukup relatif tidak perlu lagi penyiraman. Justru yang harus diperbaiki adalah saluran drainase agar air tidak menggenang disekitar areat tanaman. Pada musim kemarau, penyiraman bisa dilakukan pada pagi hari. Cegah jangan sampai tanah retak-retak kekeringan.

f. Pemasangan lenjeran
Pemasangan lenjeran atau ajir bertujuan sebagai tempat mengikatkan tanaman agar tidak roboh. Lenjeran dibuat dari bambu sepanjang 1,5-2 meter. Lenjeran ditancapkan pada jarak sekitar 10-20 cm dari tanaman. Lenjeran bisa dibiarkan tegak mandiri atau ujungnya diikatkan dengan lenjeran lain yang berdekatan. Pengikatan ujung berguna untuk memperkokoh posisi lenjeran.
Pemasangan lenjeran hendaknya sedini mungkin untuk mencegah luka pada akar tanaman akibat penancapan. Tanaman yang masih kecil akarnya belum menyebar kemana-mana sehingga kemungkinan tertancap kecil. Luka pada akar yang diakibatkan tusukan lenjeran bisa menghambat pertumbuhan dan mengundang penyakit.
Pemasangan lenjeran dilakukan setelah tinggi tanaman berkisar 10-15 cm. Ikatkan tanaman tomat dengan tali plastik pada lenjeran. Model ikatan sebaiknya berbentuk angka 8 agar batang tomat tidak terluka karena bergesekan dengan tiang lenjeran. Ikatan hendaknya jangan terlalu kuat agar tidak menghambat pembesaran batang. Setelah itu, setiap tanaman bertambah tinggi 20 cm ikatkan batang tanaman dengan tali plastik pada lenjeran.

Pengendalian hama dan penyakit

Beberapa jenis hama dan penyakit yang kerap menyerang budidaya tomat antara lain, ulat buah, kutu daun thrips, lalat putih, lalat buah, tungau, nematoda, penyakit layu, bercak daun, penyakit kapang daun, bercak coklat, busuk daun dan busuk buah. Apabila serangannya menggila, hama dan penyakit tersebut bisa disemprot dengan pestisida. Penggunaan pestisida harus bijak, sesuaikan dengan lingkungan sekitar (para petani lain), riwayat penyemprotan dan ikuti petunjuk/dosis penggunaan. Apabila tomat yang akan diproduksi ditujukan untuk pasar organik, hendaknya menggunakan pestisida yang alami. Silahkan lihat cara membuat pestisida organik.
Hama dan penyakit pada budidaya tomat tidak bisa diberantas dengan hanya mengandalkan pestisida saja. Karena manfaat pestisida hanya sementara dan jangka pendek. Selebihnya serangan hama dan penyakit akan tetap datang dan kemungkinan akan lebih resisten. Menaikan dosis penggunaan pestisida mungkin efektif tapi akan menimbulkan efek lingkungan yang buruk dan juga menaikan biaya produksi. Kalau pun harus menggunakan pestisida sebaiknya berganti-ganti merek dengan bahan aktif berbeda.
Untuk menanggulangi hama dan penyakit secara menyeluruh gunakan prinsip-prinsip pengendalian hama terpadu (PHT). Penerapan PHT harus dilakukan secara berkesinambungan. Adapun variabel-variabel yang harus diperhatikan antara lain pemilihan bibit unggul atau varietas yang cocok, benih bebas penyakit, pemberian pupuk berimbang, rotasi tanaman, memanfaatkan predator alami, memanfaatkan tanaman pengusir hama dan terakhir penyemprotan pestisida baik kimia sintetis maupun alami.

Pemanenan budidaya tomat

Budidaya tomat baru bisa dipanen 60-100 hari setelah tanam, tergantung dari varietasnya. Penentuan waktu panen berdasarkan umur tanaman kadang kala tidak efektif. Sebaiknya gunakan pengamatan fisik terhadap tanaman. Tanaman tomat sudah dikatakan siap panen apabila kulit buah berubah dari hijau menjadi kekuning-kuningan, bagian tepi daun menguning dan bagian batang mengering.
Pemetikan hendaknya dilakukan di pagi atau sore hari karena pada siang hari tanaman masih melakukan fotosintesis. Pada keadaan demikian penguapan sedang tingi-tingginya sehingga buah tomat yang dipetik akan cepat layu. Pemanenan bisa dilakukan setiap 2-3 hari sekali. Di Indonesia produktivitas tanaman tomat secara rata-rata mencapai 15,84 ton per hektar. Namun untuk varietas tertentu dan didaerah-daerah tertentu bisa mencapai 25-30 ton per hektar.